Change to be better

The changes is in you, and it happen also to me. That's what change the world we live in

My Photo
Name:
Location: Jakarta, Indonesia

So simple person..

Monday, August 30, 2004

Berselancar Di Atas Gelombang Perubahan

Oleh: Jonathan L Parapak

Walau nyaris lahir di hutan,
Seantero bumi telah kupijak
Walau akrab dengan desa,
Metropolitan dunia sudah kujelajahi;
Walau mulai dengan menggembalakan kerbau,
Mengelola usaha canggih sudah tak asing,
Walau nyaris putus sekolah,
Dunia iptek sudah menjadi arena.

Aku bertanya, "Siapakah manusia dan apakah makna hidup ini?"
Banyak jawab telah kutimbang!
Manusia - bangga dengan ipteknya?
Tersanjung dengan karya dan prestasinya?
Gemerlapan dengan hartanya?
Terhormat dengan jabatan dan kuasanya?

Tetapi ... semuanya pasti akan berlalu!
Apakah hidup manusia bermakna dalam kesementaraan?
Ia dicipta menurut gambar dan rupa Sang Pencipta!
Ia diberi hormat dan kemuliaan.
Ia diberi talenta untuk dikembangkan.
Ia diberi hidup untuk dipersembahkan.
Ia dicipta menjadi pembelajar dan pelayan!
Di dalam Sang Pencipta terpusat makna dan pengharapannya.

Walau ombak dan gelombang kehidupan tak hentinya menerjang,
Walau dunia bergejolak dan gunung bergoncang,
Kasih setia Allah tak akan berakhir.
Ia yang beriman akan berselancar di atas gelombang perubahan.
Ia diberi kekuatan terbang seperti burung rajawali.

Mungkinkah menang menghadapai perubahan bergejolak?

Ia menang kalau imannya kukuh, untuk mampu menembus awan gelap,
tahan terpaan gejolak perubahan, ia sepenuhnya mengandalkan Tuhannya.
Ia menang kalau dirinya adalah pembelajar yang siap dibentuk Sang Pencipta.
Ia menang kalau niatnya luhur, tak tergoyahkan cobaan dunia dan selalu siap sebagai pelayan terbaik mempersembahkan hidupnya bagi sesama danTuhannya,
Ia menang kalau dirinya diberdayakan dan dicerahkan oleh Yang Maha Kuasa untuk berkarya kreatif dan inovatif,
Ia menang kalau dia siap diutus sebagai pelayan dan pemberita oleh Tuhannya,

Beragam budaya telah kualami,
Desa, kota, dunia tak masalah!
Berbagai pendidikan, pelatihan telah kutempuh.
Berbagai lakon telah digelar -
Semuanya adalah bagian dari arus perubahan!

Kita bertanya: "Adakah yang pasti dalam dunia ini?"

Yang pasti hanya perubahan dan Yang mengendalikan perubahan itu,
yang menyelamatkan mereka yang bertahan dalam gejolak pencobaan,
Ia adalah Kristus Sang Juru Selamat.

Berbagai ilmu telah kusimak,
Falsafah hidup sungguh majemuk,
Beragam nilai terus menerpa,
Seribu satu kebenaran terus terpamer

Kita bertanya -
"Nilai manakah dan kebenaran manakah yang hakiki?"

Ada yang berseru! "Aku ini adalah jalan, kebenaran, dan hidup!"
Mencari jalan bermakna, mencari kebenaran, mencari hidup?
Bagi saya hidup adalah Kristus, kebenaran adalah Kristus.
Dalam Dialah hidup itu dimaknai dengan kelimpahan.
Terpujilah Dia untuk selamanya!

Jakarta, 13 Juli 2002

Solusi Bebas Hutang

So, biar gaji yang Anda terima nggak abis sebelum waktunya, dan Anda nggak terjebak hutang, coba simak teknik dari Jonathan D. Pond berikut ini:

Diet keras dalam pengeluaran
Biasakan untuk membayar tagihan, apapun dengan uang tunai. Bagaimana pun juga Anda harus membatasi penggunaan ‘uang plastik’. Jika Anda tak tahan godaan untuk berhenti ‘menggesek’, gunting saja beberapa kartu kredit Anda. Tetapi, sisakan satu kartu kredit saja untuk keperluan darurat yang berguna untuk jaminan.

Berpegang pada anggaran
Saatnya Anda mulai membuat anggaran. Sebelumnya boleh jadi Anda tak pernah berpikir untuk menyusun anggaran apapun, karena Anda merasa bukan seorang akuntan. Bila tidak memulainya sekarang, kapan lagi? Pertama, buat daftar pendapatan dan belanja Anda yang lalu. Proyeksikan untuk satu tahun. Tapi sebaiknya jangan perhitungkan akan ada kenaikan gaji.

Gandakan penghasilan
Tambahlah penghasilan Anda dengan cara mencari penghasilan tambahan. Misalnya keahlian lain Anda sebagai guru, maka Anda bisa melakukan les privat di hari libur kerja. Atau bisnis sesuai bakat maupun kemampuan Anda. Apapun itu, asal menghasilkan dan halal, sah-sah aja ko dicoba!

Buat skala prioritas
Bila Anda menghadapi utang pada berbagai sumber dan Anda tak yakin mampu melunasinya dalam satu tempo, buatlah skala prioritas secara berurutan, mulai dari yang paling terlambat atau mendesak. Setiap kali pula ingat, berapa ruginya bila Anda menunda membayar utang tersebut. Bunga, denda, dan kemungkinan terkena 'finalty' untuk kartu kredit Anda. Kalau bisa jangan hanya sekedar membayar tagihan minimum saja, namun tebus tagihan yang bunganya paling tinggi. Sekali lagi, buat skala prioritas pembayaran. Ingat, lalai membayar rekening, yang pasti mobil kredit Anda bisa ditahan sementara, bisa jadi aliran listrik rumah akan terputus sementara.

Stop rasa takut Anda
Hadapi secara ksatria segala situasi yang ada, misalnya penagih utang menelpon atau menyurati Anda. Bila Anda tak mampu membayar pinjaman tepat waktu, hubungi mereka sebelum mereka yang menghubungi Anda. Jelaskan keadaannya dan buat rencana pembayarannya.

Waspadai jalan keluar yang mudah
Orang mungkin menilai, dengan mengandalkan satu sumber pinjaman dengan suku bunga rendah dapat membantu melunasi semua utang yang ada. Inilah yang disebut konsolidasi utang! Namun, ada bahaya konsolidasi utang dimana sering menimbulkan lebih banyak problem dan bukan tidak mungkin akan memancing Anda untuk menggunakan kartu kredit lagi.
Jika Anda tidak mempunyai pilihan, diskusikan soal konsolidasi utang itu pada pejabat kredit di bank. Ia akan memberikan pinjaman cicilan bersyarat ringan kalau sejarah kredit Anda baik. So, gunakan dana tersebut untuk melunasi semua utang. Bekukan semua kartu kredit, kecuali satu saja.

Alihkan pengeluaran untuk menabung
Berhemat dengan cara menabung merupakan gerakan yang harus Anda lakukan. Tiba saatnya untuk menabung, meski hanya 10 ribu saja setiap minggu. Anda pasti senang sekali melihat tabungan ala kadarnya itu bertambah secara pasti setiap tahun.

Jauhi masalah
Sekali Anda dapat menarik diri keluar dari utang, jangan kembali ke kebiasaan lama Anda ‘menggesek’ kartu kredit. Sebaliknya, minimalkan utang Anda meski karir Anda tengah menanjak. Jaman sekarang terlalu banyak orang yang berjuang membebaskan diri dari utang. (GCM/*)

Friday, August 27, 2004

Delapan PT di Jabar Implementasikan Smart Campus

Bandung - TELKOMRisTI,
Delapan perguruan tinggi (PT) yang berlokasi di Jawa Barat menggandeng TELKOM untuk mewujudkan Smart Campus.

Delapan perguruan tinggi (PT) yang berlokasi di Jawa Barat menggandeng TELKOM untuk mewujudkan Smart Campus. Dengan layanan ini, PT-PT yang ada bisa menggunakan layanan berbasis ICT (Information Communication Technology) untuk berbagai kegiatan di kampus, baik akademis, manajerial, maupun sekedar penyampaian informasi.



Naskah kerja sama ini ditandatangani Kepala Divre III PT Telkom Mahmur Surjadiredja dan para rektor PT di Hotel Savoy Homann Bandung, Kamis (19/8). Kampus-kampus yang menandatangani kerja sama itu adalah Universitas Pasundan (Unpas), Universitas Islam Bandung (Unisba), Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya, Universitas Muhammadiyah Sukabumi, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Cirebon, Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Universitas Putra Indonesia Cianjur, dan Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung.

“Dalam kerjasama ini TELKOMRisTI berperan sebagai product developer dari aplikasi-aplikasi smart card,”jelas Warista Tarigan, Manager Lab. Solusi Teknologi Informasi TELKOMRisTI, yang hadir pada kesempatan itu dan memberikan presentasi tentang layanan Smart Campus secara komprehensif.

“Sebagai tindak lanjut dari penandatanganan kerjasama ini, akan dilanjutkan dengan joint planning session antara TELKOM dengan pihak Kampus dan TELKOMRisTI akan terlibat penuh dalam kerjasama ini,”tambahnya.

Sementara itu, menurut Kadivre III TELKOM Jabar Mahmur Suriadiredja, layanan Smart Campus dari Telkom ini ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan komunikasi data, suara, video dan multi media. "Kami menyediakan infrastruktur, aplikasi dan semua hal yang diperlukan agar aplikasi ini bisa berjalan. Sedangkan PT mitra, menyediakan aplikasi, pengelolaan bisnis dan kustomisasi sesuai dengan kebutuhannya masing-masing,"jelasnya.

Di wilayah Divre III Jabar, kerja sama pengembangan Smart Campus sudah dilakuan dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Teknologi Nasional (Itenas). "Kami akan terus perluas ke perguruan tinggi lain," papar Mahmur lagi.

Perluasan kerja sama itu menurutnya relatif mudah, karena sebetulnya biaya investasi yang harus disediakan pihaknya tidak terlalu besar. "Ibaratnya tinggal memakai dan mengaplikasikan hal yang sudah ada," tuturnya lagi.

Infrastruktur smart campus itu sendiri nantinya digelar dengan memanfaatkan 2 jenis teknologi, yaitu wireline dan wireless (seluler). Wireline access meliputi campus telephone system (PBX, telepon umum, IP Phone), campus area network (intranet), internet access, intercampus network dan remote access dial-up service. Sedangkan infra struktur wireless, berbasis kepada wireless access (GSM, CDMA, satelit) meliputi SurfZone, hotspot atau FlexiCampus.

"Infrastruktur yang digelar itu dapat menunjang beragam aplikasi dan konten seperti layanan sistem akademik, email, internet center di kampus-kampus dan lainnya," papar Mahmur.

Mahmur pun menuturkan bahwa kerjasama awal Smart Campus yang sudah berjalan dengan ITB dan Itenas, masih terus dikembangkan. Saat ini, di ITB misalnya, sudah dicanangkan penyediaan jasa premium service internet akses dan implementasi new generation network dengan mengintegrasikan seluruh kampus ke dalam satu network."Infrastruktur di kampus ITB sudah dilengkapi dengan PBX dan ring fiber optic dari setiap gedung hingga ke rektorat untuk mendukung internet center di semua fakultasnya," paparnya.

Saat ini, 3 ribu PC sudah terhubung ke internet, dan di beberapa lokasi sudah tersedia wireless LAN. "ITB saja masih memerlukan tambahan bandwith internet sampai 10 Mbps untuk mencapai persyaratan standar Asia-Pasifik. Dengan kemampuan yang ada di PT Telkom dan kerja sama yang sinergi, hal itu bukan tidak mungkin untuk segera diwujudkan," tambahnya.

Pada tahap awal, PT Telkom menurut Mahmur tidak terlalu melihat sisi komersial dari layanan itu. Namun konsep kerja sama ke depan menurutnya tentu saja harus "win-win solution". Hal senada disampaikan para rektor yang berharap agar Telkom tidak menjadikan institusi pendidikan sebagai jalur komersialisasi. "Tidak semua PT mempunyai kemampuan dana yang besar. Tapi layanan jasa semacam ini memang perlu dan harus," kata Prof Dr Imron Rosyadi, Rektor STAIN Cirebon.

TELKOM telah merintis pengembangan Smart Campus dengan beberapa perguruan tinggi di Indonesia seperti Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Teknologi Nasional (ITENAS) Bandung serta Institut Teknologi Surabaya (ITS), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dan Universitas Narotama Surabaya.

Kepala Pusat R & D Center – TELKOMRisTI, Taufik Hasan mengungkapkan, gagasan tentang implementasi Smart Campus sendiri berdasarkan pada pemikiran bahwa ada beberapa hal yang bisa TELKOM lakukan bagi masyarakat khususnya terhadap komunitas, salah satunya komunitas akademis atau perguruan tinggi. “TELKOM yang jelas-jelas sangat dominant dalam bidang telekomunikasi, ternyata juga memiliki kemampuan yang sebaiknya dimanfaatkan masyarakat, yaitu gagasan untuk pemanfaatan Teknologi Informasi atau Infokom secara luas,”katanya.

Kapus menegaskan bahwa dalam kegiatan kerjasama antara TELKOM dengan kalangan perguruan tinggi ini, TELKOM bukan menawarkan barang namun melakukan kerjasama mengembangkan kemampuan bersama, untuk mendapatkan manfaat bersama. @ [Purel – TELKOMRisTI]

Small, Light Laptops With Bigger Screens Challenge Sony Series

By WALTER S. MOSSBERG

One of the toughest challenges in laptop computing is creating models that are small and light enough to be barely noticeable in carry-on bags, yet contain all the features many road warriors want -- especially an internal DVD drive.

The best such combination of size, weight and features I've reviewed in the past year or so was Sony's TR series of laptops, which cost $2,200 to $3,000, weigh just 3.11 pounds and have a 10.6-inch screen and an internal DVD drive that can also play and record CDs.

But I've been testing two other small contenders -- one heavier, one even lighter -- that have bigger screens. Both cost more than $2,000 in the configurations I tested.

One of these little laptops is a new model from Dell, the Inspiron 700m, that weighs in at 4.2 pounds and has a 12.1-inch widescreen-style display.

The other contender has been around awhile but isn't well known to the general public. It's the Panasonic W2, which weighs just 2.8 pounds and has a standard-shaped 12.1-inch screen.

Like the Sony, both machines come with internal DVD drives. Each has some very nice design features. But, of the two, I prefer the Panasonic, which offers an amazing combination of long battery life and light weight, even better than the Sony's.

Panasonic is a niche PC maker. It's best known for selling rugged laptops, called Toughbooks, that are aimed at customers like building contractors and often look more like military gear than computers.

But the W2 model I tested, despite its Toughbook moniker, looks and feels positively delicate. At first glance, I thought its ribbed case was cheap plastic instead of the magnesium alloy from which it's actually made. And I couldn't tell that the hard disk inside is actually "shock mounted," as in the bigger, heavier Toughbooks. This machine is only about 1.2 inches thick, and its footprint, on a desktop or airline tray table, is smaller than that of a sheet of paper.

Panasonic's W2



The most eye-catching feature of the W2 is a circular touchpad. It lifts up to reveal a DVD drive underneath that can also play and record CDs. This circular touchpad also has another cool trait: You can use it to scroll through documents onscreen by just running your fingertip around its edge.

Battery life on the Panasonic is outstanding. I put it through my harsh test, where I turn off all power-saving features, maximize screen brightness, turn on the Wi-Fi wireless networking and run the hard disk constantly by playing a loop of music. The W2 lasted an amazing three hours and 48 minutes. That suggests that, with power-saving on and more normal tasks under way, it would likely get around five hours of battery life -- enough to play two DVDs.

The Panasonic comes with a standard complement of ports, including a reader for the SD memory cards used in digital cameras and other portable devices. It has 256 megabytes of memory, built-in Wi-Fi, a 40-gigabyte hard disk and an Intel Pentium-M processor running at 900 MHz.

But the W2 has two key weaknesses. The keyboard is cramped and inferior, with a space bar and tab key that are way too small. And the screen seems a little washed out, with text that isn't crisp or bold enough.

The Dell Inspiron 700m is strong where the Panasonic is weak. Its rectangular screen is brilliant, with crisp, bold text and vivid graphics. And its keyboard feels much more solid and roomy than the Panasonic's.

The Dell is also better equipped, and can be had for less. For about $2,300, you can get a configuration with 512 megabytes of memory, a DVD drive that records both DVDs and CDs, a 40-gigabyte hard disk, built in Wi-Fi and a Pentium-M processor running at 1.6 Gigahertz. Less-equipped standard configurations, with a CD recorder, are $1,919 and $1,449, depending on memory and hard-disk capacity.

All models have a full complement of ports, including an SD card reader, and are about the same thickness as the Panasonic, but with a wider footprint.

But I ran into two serious problems with the Dell. First, it has awful battery life. In my tests, the Dell logged one of the worst results of any laptop I've ever tested -- just one hour and 25 minutes. That suggests a typical battery charge, in more normal usage, might last only two or 2.5 hours, less than half of the Panasonic's battery life.

Dell sells a larger battery that roughly doubles battery life, but it costs $116 extra, adds about half a pound and protrudes from the rear of the case.

Also, the Inspiron 700m I tested was curiously sluggish at downloading e-mail and Web pages. On both my home and office wireless networks, downloading identical material took two to four times longer using the Dell than the Panasonic, as well an IBM laptop I also tested. Dell says this was a fluke, and rushed me another 700m to prove it. Sure enough, this second 700m was much faster over wireless, matching the speed of the Panasonic and IBM. But I have no way of knowing how common the slow performance is.

The Dell's poor combination of weight and battery life makes it inferior to the Panasonic, assuming you can deal with the latter's keyboard.

Write to Walter S. Mossberg at mossberg@wsj.com

Saturday, August 07, 2004

Cerita Kuis FeMale Radio


Udah sekitar 2 bulan aku jarang denger FeMale Radio
Alasannya: Selain udah 1 bulan terakhir aku ngga bawa mobil, karena dibawa yang empunya. Juga saat itu lebih sering dengar radio komedi tetangga yang baru aja mulai broadcasting lagi, kebetulan di sana ada uncle Jessi (skrg udah ngga ada lagi).
Tanggal 20 Juni 2004, waktu itu hari minggu.. tuit-tuit, sms masuk ke hp. Dibuka, ternyata dari FeMale yang meng-informasikan bahwa frekuensinya berubah menjadi 99,5 FM dan ikuti kuis berhadiah Chevrolet Aveo. Wah kebetulan, mobil lagi ngga ada dan siapa tau bisa dapet dari FeMale. Tadinya sih ngga antusias untuk ikutin kuis, karena selama ini juga ngga pernah dapet hadiah dari kuis2 yang diikuti. Yah mulai lagi tune in ke FeMale, dan denger2 lagi siaran2nya tante Poetri karena memang waktu itu Cuma siarannya beliau aja yg bisa aku denger waktu berangkat kerja. Kalau udah jam kerja & pulang kerja yach lewat deh siaran FeMale ngga didengerin lagi. Tapi hari itu lain, pulang kerja tune in lagi ke Female dan denger2 informasi mengenai kuis dan template yang harus dimasukkan ke dalam sms.
Tanggal 22 Juni 2004, Poetri siaran dan mulai kuis pertama.. wah seneng banget karena dapet poin 10 pada akhirnya. Kebetulan ada radio kecil digital, jadi bisa dibawa kemana2 & ikutin kuis terus. Tapi merasa ngga nyaman dengan radio digital kecil tersebut karena kalo ngga dapet sinyal langsung pindah ke channel lain. Akhirnya cari pocket radio puter biasa, liat2 harga ternyata mahal2 yach. Merk terkenal harganya Rp 300 ribuan ke atas, dan itu udah harga glodok loh. Penasaran coba cari produk china aja lah, akhirnya dapet merk nya Precison. Hihi aku pikir merknya salah cetak kali, tapi ya udah yang penting deal sama harganya yaitu Rp 15 ribu (jauh banget bedanya).

Tiap hari ikut kuis, ada dapet 10, 8, 6, 4 ngga pernah dapet 2 sih. Kalo mau dihitung2 poin udah sekitar 700 an tapi waktu pertama kali FeMale cantumin point tertinggi waktu itu Cuma 300 an kalo ngga salah. Kok bisa gitu sih? Ya udah, niat waktu itu berubah yang penting sekarang dapet voucher atau hp ericsson.. lumayan khan. Ngga kepikiran kalo waktu itu poin tertinggi milik sendiri, sampai akhirnya mulai penasaran. Sepertinya poin yang tertulis di website FeMale selalu mengikuti perolehan poin yang aku dapat. Contohnya kalo aku dapat 10 poin di website naik 10 juga, begitu seterusnya. Tapi belum pasti karena waktu itu belum bisa cek poin seperti 2 bulan terakhir ini. Tambah yakin lagi kalo poin tertinggi itu adalah milik saya saat cek poin dan ternyata poin yang tertulis di sms sama dengan di website. Wah langsung antusias banget deh, sampe ngga ada 1 episode pun yang terlewatkan.

Tanggal 8 Agustus 2004, wah deg-degan karena waktu itu harus tugas ke Penang-Malaysia selama 1 minggu. Terpaksa hp aku titip ke istri, dan istriku memang hebat penuh pengorbanan. Dia yang ngga pernah antusias ikut2an kuis, jadi dengerin FeMale setiap hari dan ikut kuis.

Tanggal 15 Agustus 2004, kembali ke tanah air.. dan sepertinya poin tertinggi tidak lagi mengikuti perolehan poin yang saya dapat setiap akhir kuis. Informasi dari istriku.. banyak episode yang error dan tidak terkirim saat itu. Ya sudah, yang penting aku ikut aja terus.. dan sekali lagi aku kembali leading. Wahhhh senangnyaaaa?.

Tanggal 16 September 2004, ini hari ke 6 ikut kuis dan error terus sejak tanggal 11 Sept lalu. Kirim ke short number error dan kirim ke long number poin ngga nambah, padahal sebelumnya long number ngga masalah & selalu dapet poin. Sempat down mental aku waktu lihat poin di website Cuma naik 4 poin, padahal waktu itu aku dapet 10 poin dan itu di episode ke 4 hari itu. Wah, mood aku agak terganggu.. bayangin tinggal 4 hari lagi menuju finalll? poinkuu? Ngga percaya rasanya, 4 bulan perjuangan akan sia2 hanya karena error dan error.
Tanggal 17 Sepetmber 2004, waktu itu lagi survey di tempat pelanggan dan hp berdering. Dari FeMale, mbak Yani yang telpon.. wah aku kayak orang lagi mau diintrograsi karena meledakkan bom aja. Lengkap semua ditanya oleh mbak Yani, nama lengkap? kerja dimana? Nomor kantor? Nomor fax kantor? Alamat rumah? Nomor telepon rumah? Sudah married? Sudah punya anak? Dan semuanya aku jawab seperti orang kena hipnotis, juga ngga enak karena didepan aku sedang berdiri customerku. Tujuannya apa yachh??? Wah belum tau..

Tanggal 18 September 2004, aku mulai bisa terima kenyataannya dan ikut kuis lagi dengan santai. Jadi inget kata2 Rudi Dahlan, santai aja karena nothing to loos. Dan hari ini aku tulis di mingle box FeMale.. Everything are beautifull in its time. Aku percaya.. God will make everything are beautifull in its time.

Tanggal 21 September 2004, pasrah untuk ikut kuis.. karena saat poin tertinggi tidak tambah poinku juga tidak tambah. Alhasil tidak terkerjar sudah, selamat untuk pemenang yang sesungguhnya yang sampai saat ini tgl 21-09-04 pukul 15:00 masih belum dapat saya terima dengan lapang dada. Maaf istriku, aku gagal memberikan kamu sebuah mobil Cehvrolet Aveo. Terpaksa harus keluar uang untuk kredit 3 tahun yach.. Salam.

Selalu ada sisi positif, kita memang harus terus bekerja keras untuk apa yang kita inginkan(contohnya: Pasti berat ikuti kuis dari awal sampai akhir tanpa miss 1 episode pun selama 4 bulan). Pantang menyerah, walau saat ini kondisi kita kurang baik tapi satu saat pasti ada jalan... selamat sekali lagi untuk pemenangnya (Husein). Satu lagi.. kembali menjadi orang yang normal, tanpa radio dan earphone yang terpasang di kuping sepanjang hari. :)

Note: Mungkin bukan rejeki saya, tapi siapa yang sangka... :)